FLORIDA - Saat ini mungkin NASA belum menemukan sesuatu yang baru untuk menjelajahi ruang angkasa. Tetapi badan antariksa milik Amerika Serikat (AS) telah menggunakan suatu teknologi inovasi yaitu penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk misi terakhir program pesawat ruang angkasa.
Selama peluncuran pesawat ruang angkasa Atlantis masih menggunakan bahan bakar tradisional bertenaga matahari mobile dengan generator disel. Untuk itu NASA membutuhkan suatu inovasi teknologi baru yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Sistem baru ini dibuat oleh Departemen Energi AS (DOE) dan Kantor Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan (EERE) yang bekerja sama dengan Sandia National laboratories sebagai mitra industri.
Seperti dilansir TG Daily, Selasa (2/8/2011), sel bahan bakar tersebut menghasilkan listrik untuk menghemat daya dengan memancarkan cahaya plasma atau yang dikenal sistem pencahayaan. sistem ini dapat menambah daya hingga 2,5 kilowatt, yang memungkinkan untuk mendukung peralatan tambahan (seperti alat-alat listrik, sistem alamat pribadi dan detektor logam untuk keamanan) pada pesawat.
Lennie Klebanoff, pimpinan proyek Sandia, menyatakan bahwa sel bahan bakar hidrogen-bertenaga matahari mobile, berpotensi dramatis di dunia nyata. Penggunaan teknologi ini umumnya digunakan dalam konstruksi bidang hiburan dan aplikasi bandara.
Klebanoff juga menambahkan, sel bahan bakar hidrogen-bertenaga matahari mobile mampu memangkas penggunaan diesel sebanyak 900 galon per tahun. Jelas ini dapat menghemat pengeluaran NASA yang memang saat ini sedang mengalami masalah keuangan.okezone
Selama peluncuran pesawat ruang angkasa Atlantis masih menggunakan bahan bakar tradisional bertenaga matahari mobile dengan generator disel. Untuk itu NASA membutuhkan suatu inovasi teknologi baru yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Sistem baru ini dibuat oleh Departemen Energi AS (DOE) dan Kantor Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan (EERE) yang bekerja sama dengan Sandia National laboratories sebagai mitra industri.
Seperti dilansir TG Daily, Selasa (2/8/2011), sel bahan bakar tersebut menghasilkan listrik untuk menghemat daya dengan memancarkan cahaya plasma atau yang dikenal sistem pencahayaan. sistem ini dapat menambah daya hingga 2,5 kilowatt, yang memungkinkan untuk mendukung peralatan tambahan (seperti alat-alat listrik, sistem alamat pribadi dan detektor logam untuk keamanan) pada pesawat.
Lennie Klebanoff, pimpinan proyek Sandia, menyatakan bahwa sel bahan bakar hidrogen-bertenaga matahari mobile, berpotensi dramatis di dunia nyata. Penggunaan teknologi ini umumnya digunakan dalam konstruksi bidang hiburan dan aplikasi bandara.
Klebanoff juga menambahkan, sel bahan bakar hidrogen-bertenaga matahari mobile mampu memangkas penggunaan diesel sebanyak 900 galon per tahun. Jelas ini dapat menghemat pengeluaran NASA yang memang saat ini sedang mengalami masalah keuangan.okezone
No comments:
Post a Comment