CALIFORNIA - Lebih dari setahun setelah tumpahan minyak terbesar dalam sejarah terjadi. Para ilmuwan telah menemukan bahwa minyak itu telah dimakan oleh mikroba, dengan cepat. Tetapi mereka tidak tahu apa yang dilakukan mikroba setelah mendapatkan semua energi dari minyak yang mereka peroleh.
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI), mempelajari sampel dari minyak pada permukaan licin di sekitar Teluk. Mereka menemukan bahwa bakteri mikroba di daerah tersebut lima kali lebih cepat menghabiskan minyak daripada mikroba di luar daerah itu, terutama menjelaskan tentang bagaimana permukaan teluk yang licin ini menghilang hanya dalam kurun waktu tiga minggu setelah Deepwater Horizon's Macondo dimatikan.
Namun, tidak ada peningkatan jumlah mikroba di area tersebut. Tim terkejut melihat mikroba mampu mengkonsumsi minyak begitu cepat, mungkin karena nutrisi seperti nitrogen dan fosfor terkandung didalamnya. Ini penting bagi mikroba untuk tumbuh dan membuat sel-sel baru dan keadaan seperti ini langka pada sebuah perairan. Demikian seperti yang dilansir TG Daily, Rabu (3/8/2011).
Tetapi dengan menggunakan sensor khusus yang disebut optode oksigen guna melacak perubahan kadar oksigen dalam sampel air yang diambil dari permukaan licin, para peneliti menemukan bahwa mikroba sebenarnya berhenti pada tingkat yang sangat tinggi.
Bethanie Edwards yang merupakan seorang ahli biokimia mengatakan, bahwa dirinya terkejut dengan jumlah konsumsi minyak oleh mikroba dan agak takut jika perusahaan-perusahaan minyak mungkin menggunakan hasil ini untuk mengklaim bahwa tumpahan minyak tidak meinmbulkan efek yang berbahaya.
"Mereka bisa mengatakan,'Lihat', kita dapat meletakan minyak dalam lingkungan dan mikroba akan memakannya," tambahnya.
Sebuah fakta memperlihatkan bahwa, minyak terdiri dari campuran kompleks molekul, beberapa di antaranya tidak dapat dimakan oleh mikroba. Dia juga menjelaskan bahwa minyak bisa merusak lingkungan, karena molekul yang tidak dapat diakses oleh mikroba dan bisa memiliki efek beracun.okezone
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI), mempelajari sampel dari minyak pada permukaan licin di sekitar Teluk. Mereka menemukan bahwa bakteri mikroba di daerah tersebut lima kali lebih cepat menghabiskan minyak daripada mikroba di luar daerah itu, terutama menjelaskan tentang bagaimana permukaan teluk yang licin ini menghilang hanya dalam kurun waktu tiga minggu setelah Deepwater Horizon's Macondo dimatikan.
Namun, tidak ada peningkatan jumlah mikroba di area tersebut. Tim terkejut melihat mikroba mampu mengkonsumsi minyak begitu cepat, mungkin karena nutrisi seperti nitrogen dan fosfor terkandung didalamnya. Ini penting bagi mikroba untuk tumbuh dan membuat sel-sel baru dan keadaan seperti ini langka pada sebuah perairan. Demikian seperti yang dilansir TG Daily, Rabu (3/8/2011).
Tetapi dengan menggunakan sensor khusus yang disebut optode oksigen guna melacak perubahan kadar oksigen dalam sampel air yang diambil dari permukaan licin, para peneliti menemukan bahwa mikroba sebenarnya berhenti pada tingkat yang sangat tinggi.
Bethanie Edwards yang merupakan seorang ahli biokimia mengatakan, bahwa dirinya terkejut dengan jumlah konsumsi minyak oleh mikroba dan agak takut jika perusahaan-perusahaan minyak mungkin menggunakan hasil ini untuk mengklaim bahwa tumpahan minyak tidak meinmbulkan efek yang berbahaya.
"Mereka bisa mengatakan,'Lihat', kita dapat meletakan minyak dalam lingkungan dan mikroba akan memakannya," tambahnya.
Sebuah fakta memperlihatkan bahwa, minyak terdiri dari campuran kompleks molekul, beberapa di antaranya tidak dapat dimakan oleh mikroba. Dia juga menjelaskan bahwa minyak bisa merusak lingkungan, karena molekul yang tidak dapat diakses oleh mikroba dan bisa memiliki efek beracun.okezone
No comments:
Post a Comment