JAKARTA - Business Software Alliance (BSA) mengatakan bahwa menurut studi terbaru, Indonesia berada di urutan ke 11 terbesar untuk kategori negara pembajak software.
"Berdasarkan studi IDC, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan pembajak software terbesar urutan ke-11," ujar Donny A Sheyoputra, Kepala Perwakilan BSA Indonesia, di Jakarta, Senin malam (22/8/2011).
Donny mengatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan akibat pembajakan software mencapai angka 87 persen dengan nilai sebesar USD1,3 miliar. "Pengumuman data ini selalu kami lakukan pada bulan Mei," imbuhnya.
Meskipun masih besar jumlah pembajakan software di negeri ini, namun BSA tetap optimis bahwa angka tersebut akan berangsur menurun. "Karena secara kuantitas telah menurun, berdasarkan laporan kasus pembajakan software oleh corporate end-user," ujar Donny.
Dijelaskan oleh Manager BSA Indonesia tersebut bahwa laporan kasus pembajakan software telah menurun pada bulan Juni 2011 hingga hanya 60 kasus. "Sebelumnya pada periode tahun 2007-2008 laporan yang sampai ke kami bisa mencapai 80-100 kasus," jelas Donny.
Untuk kasus pembajakan software di Indonesia, dikatakan pula oleh Donny bahwa daerah Jawa-Barat merupakan yang terbesar. "Terutama di Bandung, yang kemudian diikuti oleh Subang, Purwakarta, dan daerah-daerah lainnya," paparnya.
BSA sendiri menurut Donny sudah melakukan berbagai upaya untuk mensosialisasi kampanye penggunaan software asli ke sekolah, pondok pesantren dan kampus. "Karena yang harus diperbaiki sedari awal adalah pola pikir dan sikap mental pengguna," imbuhnya.
"Selain itu pun kami terus memajukan langkah-langkah yang diterapkan. Kalau dulu banyak berkutat pada sosialisasi hukum, maka kini kami banyak bermain di langkah penegakan hukum,"roiddin.blogspot.com
"Berdasarkan studi IDC, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan pembajak software terbesar urutan ke-11," ujar Donny A Sheyoputra, Kepala Perwakilan BSA Indonesia, di Jakarta, Senin malam (22/8/2011).
Donny mengatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan akibat pembajakan software mencapai angka 87 persen dengan nilai sebesar USD1,3 miliar. "Pengumuman data ini selalu kami lakukan pada bulan Mei," imbuhnya.
Meskipun masih besar jumlah pembajakan software di negeri ini, namun BSA tetap optimis bahwa angka tersebut akan berangsur menurun. "Karena secara kuantitas telah menurun, berdasarkan laporan kasus pembajakan software oleh corporate end-user," ujar Donny.
Dijelaskan oleh Manager BSA Indonesia tersebut bahwa laporan kasus pembajakan software telah menurun pada bulan Juni 2011 hingga hanya 60 kasus. "Sebelumnya pada periode tahun 2007-2008 laporan yang sampai ke kami bisa mencapai 80-100 kasus," jelas Donny.
Untuk kasus pembajakan software di Indonesia, dikatakan pula oleh Donny bahwa daerah Jawa-Barat merupakan yang terbesar. "Terutama di Bandung, yang kemudian diikuti oleh Subang, Purwakarta, dan daerah-daerah lainnya," paparnya.
BSA sendiri menurut Donny sudah melakukan berbagai upaya untuk mensosialisasi kampanye penggunaan software asli ke sekolah, pondok pesantren dan kampus. "Karena yang harus diperbaiki sedari awal adalah pola pikir dan sikap mental pengguna," imbuhnya.
"Selain itu pun kami terus memajukan langkah-langkah yang diterapkan. Kalau dulu banyak berkutat pada sosialisasi hukum, maka kini kami banyak bermain di langkah penegakan hukum,"roiddin.blogspot.com
No comments:
Post a Comment