Salah satu raksasa internet asal Amerika Serikat (AS), Google, berencana untuk membuka kantornya di Indonesia. Walaupun terancam gagal karena tersandung masalah regulasi, itu tak menyurutkan langkah Google untuk memperluas pasarnya di tanah air.
Berbeda dengan di kantor pusatnya AS, kantor Google di Indonesia lebih berfokus pada kepentingan pemasaran, melihat sebagian besar pemasukan iklan Google berasal dari kalangan perusahaan usaha kecil menengah (UKM), yang sangat menjamur di tanah air. Kendati 'hanya' kantor pemasaran, ini tetap saja menjadikan peluang bagi warga Indonesia untuk memulai kerja di perusahaan sekelas Google.
Seperti perusahaan asing pada umumnya, Google dalam merekut calon karyawan tentu saja tidak sembarangan. Perlu kualifikasi khusus dengan penerimaan yang ketat. Apalagi mengingat jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan tidak berbanding lurus dengan calon pekerja.
Andryo adalah salah satu dari sekian pemuda Indonesia yang mencoba peruntungan untuk masuk ke Google. Meskipun melamar untuk regional Asia Tenggara, ternyata butuh tahapan wawancara yang panjang dan terkadang unik. Simak wawancara okezone dengan pria lulusan Kingston University, Inggris, dengan jurusan MA in Digital Media.
Dari mana Mas Andryo mengetahui lowongan kerja di Google tersebut? Anda melamar untuk posisi apa?
Dari website lowongan kerja Google. Posisi Digital Media Consultant untuk market Indonesia tapi berbasis di Singapura. Sebenarnya, sebelumnya saya bekerja dan tinggal di Australia, tepatnya di Sydney, di salah satu perusahaan advertising terbesar di dunia. Saya bekerja sebagai Search Engine Optimization (SEO) Account Manager.
Tidak jelas juga mengapa malam itu saya iseng-iseng buka website lowongan kerja di Google, dan melihat lowongan kerja di Google Singapore, untuk posisi Digital Media Consultant. Langsung saya tulis cover letter, dan kirim CV saya.
Selama ini, saya telah meng-apply kerja di Google sebanyak 4 kali dan belum pernah mendapatkan respon yang bagus. 2 kali saya melamar untuk Google UK di London, 1 kali untuk tim YouTube UK di London, dan 1 kali untuk Google Asia Pacific di Singapore.
Bisa diceritakan tahapan yang dilalui oleh Anda dalam mencoba peruntungan menjadi karyawan Google?
*) Wawancara pertama
Setelah mengirimkan CV saya, sebulan kemudian saya menerima email dari recruiter Google Singapore. Recruiter ini orang Perancis, beliau sangat ramah. Dia menanyakan beberapa hal di emailnya, yang diantaranya adalah:
1. Are you currently in employment?
2. What is your notice period/availability to start?
3. What are your salary expectations (very approximate range)?
4. What were your overall grades in your degrees,respectively?
5. What were the reasons for leaving your 3 most recent roles on your CV?
6. Your top achievement in your career to date – can you please send a bullet on that?
7. Would you require Google to sponsor a visa on your behalf?
8. Why are you interested by this position?
Saya sempat menanyakan tentang proses recruitment, berapa lama prosesnya, dan adakah on-site interview dimana saya harus mendatangi kantor Google Singapore? Dia bilang umumnya proses akan memakan waktu 1 bulan lebih, karena kira-kira untuk posisi saya ini akan diadakan 4 sampai 5 wawancara. Dan 2 wawancara harus dilakukan on-site, dimana saya harus datang ke Google Australia di Sydney untuk melakukan video conference dengan Google Singapore. Terlalu mahal untuk membeli tiket Sydney-Singapore pulang-pergi demi dua wawancara. Setelah itu, hiring committee di Google Amerika yang pada akhirnya akan memberikan approval. Proses yang sangat rumit, saya pikir.
*) Wawancara kedua
Untuk tahapan kedua ini, recruiter Google melakukan wawancara melalui sambungan telephon.
Wawancara ini dilakukan dengan salah satu Account Manager di South-East Asian market, lagi-lagi seorang asal Perancis. Saya luangkan waktu untuk membuka profile Linkedin dan Twitter-nya. Dia telah bekerja di Google selama 4 tahun, 1 tahun di Eropa, 3 tahun di Singapore. Orangnya sangat ramah, dan sangat terstruktur dari cara bicaranya.
Dia menanyakan cukup banyak hal. Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum seperti career goal, pengalaman kerja di London dan Sydney, kendala-kendala yang sekarang dihadapi, prestasi yang pernah saya raih di kantor, sekolah, dan ekstra kurikuler. Lalu tentang internet di Indonesia, dan strategi-strategi yang akan saya ambil untuk memajukan Google. Beberapa pertanyaan teknis tentang Adwords dan Analytics juga ditanyakan. Secara umum, beliau berkata puas dengan jawaban-jawaban saya.
*) Wawancara ketiga
Wawancara ini dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Terus terang saya agak takut juga, karena terakhir saya melakukan wawancara kerja dalam bahasa Indonesia, atau pun berbicara dalam bahasa Indonesia untuk urusan formal, sudah sekitar 4 tahun yang lalu.
Beliau banyak menanyakan hal-hal tentang strategi dan marketing, pertanyaan yang memang tidak mempunyai jawaban tepat. Semua tergantung kreatifitas dan pengetahuan. Untuk hal-hal teknis, saya telah belajar mendalam tentang pasar di Indonesia, siapa saja kompetitor Google, juga tentang Adwords, PPC, Display, Adsense, Doubleclick, Quality Score, dan Remarketing.
Keesokan harinya, si recruiter Perancis menelfon saya lagi. Ia berkata wawancara saya berjalan sangat baik, team leader itu menyukai saya dan merasa puas dengan pengetahuan saya akan online marketing. Langsung beliau meminta saya cuti secepatnya untuk datang ke kantor Google Australia di Sydney, dan melakukan 2 on-site interview sekaligus, melalui video conference dengan Google Asia Pacific di Singapore.
Beliau mengirimkan sebuah email untuk mempersiapkan saya untuk kedua wawancara ini. Beliau berkata, pe-wawancara pertama bukanlah anggota dari tim yang sama. Beliau dari tim regional. Orang ini akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih “abstrak” lagi.
*) Wawancara keempat & kelima
Telah beberapa hari saya belajar gila-gilaan. Badan terasa lelah, mata perih dan kesat, ngantuk total. Yang membuat sulit adalah saya melakukan semua ini sambil bekerja. Pekerjaan saya pun lagi sibuk-sibuknya. Saya me-manage 4 account client yang kantornya tersebar di Sydney, Melbourne, dan Auckland (New Zealand).
Hari itu saya cuti. Saya sengaja bangun agak siang, big breakfast, sedikit membaca-baca. Saya datang cepat ke city, makan siang sushi, lalu ke daerah Pyrmont (lokasi Google Australia) untuk mencari sebuah kafe dekat kantor Google. Saya belajar lagi selama 1-2 jam di sana.
Saya datang agak terlalu cepat dan sempat mengobrol sedikit dengan resepsionis dan bagian HR. Saya sign-in dan menanda-tangani perjanjian NDA / Non Disclosure Agreement untuk tidak membocorkan informasi apapun, di sebuah layar touch screen.
Setelah itu wawancara pun dimulai. Pe-wawancara pertama berasal dari Australia (kalau menilai dari logatnya), dan pe-wawancara kedua adalah orang Irlandia. Cukup sulit pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan.
Kebanyakan pertanyaannya bukan tentang hal-hal yang bisa dipelajari, tapi lebih ingin melihat seberapa kreatifnya saya. Untungnya saya datang dengan berbekal banyak persiapan. Saya rasa saya menjawab dengan cukup baik.
Bersambung.....
Sebagian wawancara dikutip melalui blog pribadi Andryo yang bisa dikunjuni di Andryo.com
Berbeda dengan di kantor pusatnya AS, kantor Google di Indonesia lebih berfokus pada kepentingan pemasaran, melihat sebagian besar pemasukan iklan Google berasal dari kalangan perusahaan usaha kecil menengah (UKM), yang sangat menjamur di tanah air. Kendati 'hanya' kantor pemasaran, ini tetap saja menjadikan peluang bagi warga Indonesia untuk memulai kerja di perusahaan sekelas Google.
Seperti perusahaan asing pada umumnya, Google dalam merekut calon karyawan tentu saja tidak sembarangan. Perlu kualifikasi khusus dengan penerimaan yang ketat. Apalagi mengingat jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan tidak berbanding lurus dengan calon pekerja.
Andryo adalah salah satu dari sekian pemuda Indonesia yang mencoba peruntungan untuk masuk ke Google. Meskipun melamar untuk regional Asia Tenggara, ternyata butuh tahapan wawancara yang panjang dan terkadang unik. Simak wawancara okezone dengan pria lulusan Kingston University, Inggris, dengan jurusan MA in Digital Media.
Dari mana Mas Andryo mengetahui lowongan kerja di Google tersebut? Anda melamar untuk posisi apa?
Dari website lowongan kerja Google. Posisi Digital Media Consultant untuk market Indonesia tapi berbasis di Singapura. Sebenarnya, sebelumnya saya bekerja dan tinggal di Australia, tepatnya di Sydney, di salah satu perusahaan advertising terbesar di dunia. Saya bekerja sebagai Search Engine Optimization (SEO) Account Manager.
Tidak jelas juga mengapa malam itu saya iseng-iseng buka website lowongan kerja di Google, dan melihat lowongan kerja di Google Singapore, untuk posisi Digital Media Consultant. Langsung saya tulis cover letter, dan kirim CV saya.
Selama ini, saya telah meng-apply kerja di Google sebanyak 4 kali dan belum pernah mendapatkan respon yang bagus. 2 kali saya melamar untuk Google UK di London, 1 kali untuk tim YouTube UK di London, dan 1 kali untuk Google Asia Pacific di Singapore.
Bisa diceritakan tahapan yang dilalui oleh Anda dalam mencoba peruntungan menjadi karyawan Google?
*) Wawancara pertama
Setelah mengirimkan CV saya, sebulan kemudian saya menerima email dari recruiter Google Singapore. Recruiter ini orang Perancis, beliau sangat ramah. Dia menanyakan beberapa hal di emailnya, yang diantaranya adalah:
1. Are you currently in employment?
2. What is your notice period/availability to start?
3. What are your salary expectations (very approximate range)?
4. What were your overall grades in your degrees,respectively?
5. What were the reasons for leaving your 3 most recent roles on your CV?
6. Your top achievement in your career to date – can you please send a bullet on that?
7. Would you require Google to sponsor a visa on your behalf?
8. Why are you interested by this position?
Saya sempat menanyakan tentang proses recruitment, berapa lama prosesnya, dan adakah on-site interview dimana saya harus mendatangi kantor Google Singapore? Dia bilang umumnya proses akan memakan waktu 1 bulan lebih, karena kira-kira untuk posisi saya ini akan diadakan 4 sampai 5 wawancara. Dan 2 wawancara harus dilakukan on-site, dimana saya harus datang ke Google Australia di Sydney untuk melakukan video conference dengan Google Singapore. Terlalu mahal untuk membeli tiket Sydney-Singapore pulang-pergi demi dua wawancara. Setelah itu, hiring committee di Google Amerika yang pada akhirnya akan memberikan approval. Proses yang sangat rumit, saya pikir.
*) Wawancara kedua
Untuk tahapan kedua ini, recruiter Google melakukan wawancara melalui sambungan telephon.
Wawancara ini dilakukan dengan salah satu Account Manager di South-East Asian market, lagi-lagi seorang asal Perancis. Saya luangkan waktu untuk membuka profile Linkedin dan Twitter-nya. Dia telah bekerja di Google selama 4 tahun, 1 tahun di Eropa, 3 tahun di Singapore. Orangnya sangat ramah, dan sangat terstruktur dari cara bicaranya.
Dia menanyakan cukup banyak hal. Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum seperti career goal, pengalaman kerja di London dan Sydney, kendala-kendala yang sekarang dihadapi, prestasi yang pernah saya raih di kantor, sekolah, dan ekstra kurikuler. Lalu tentang internet di Indonesia, dan strategi-strategi yang akan saya ambil untuk memajukan Google. Beberapa pertanyaan teknis tentang Adwords dan Analytics juga ditanyakan. Secara umum, beliau berkata puas dengan jawaban-jawaban saya.
*) Wawancara ketiga
Wawancara ini dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Terus terang saya agak takut juga, karena terakhir saya melakukan wawancara kerja dalam bahasa Indonesia, atau pun berbicara dalam bahasa Indonesia untuk urusan formal, sudah sekitar 4 tahun yang lalu.
Beliau banyak menanyakan hal-hal tentang strategi dan marketing, pertanyaan yang memang tidak mempunyai jawaban tepat. Semua tergantung kreatifitas dan pengetahuan. Untuk hal-hal teknis, saya telah belajar mendalam tentang pasar di Indonesia, siapa saja kompetitor Google, juga tentang Adwords, PPC, Display, Adsense, Doubleclick, Quality Score, dan Remarketing.
Keesokan harinya, si recruiter Perancis menelfon saya lagi. Ia berkata wawancara saya berjalan sangat baik, team leader itu menyukai saya dan merasa puas dengan pengetahuan saya akan online marketing. Langsung beliau meminta saya cuti secepatnya untuk datang ke kantor Google Australia di Sydney, dan melakukan 2 on-site interview sekaligus, melalui video conference dengan Google Asia Pacific di Singapore.
Beliau mengirimkan sebuah email untuk mempersiapkan saya untuk kedua wawancara ini. Beliau berkata, pe-wawancara pertama bukanlah anggota dari tim yang sama. Beliau dari tim regional. Orang ini akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih “abstrak” lagi.
*) Wawancara keempat & kelima
Telah beberapa hari saya belajar gila-gilaan. Badan terasa lelah, mata perih dan kesat, ngantuk total. Yang membuat sulit adalah saya melakukan semua ini sambil bekerja. Pekerjaan saya pun lagi sibuk-sibuknya. Saya me-manage 4 account client yang kantornya tersebar di Sydney, Melbourne, dan Auckland (New Zealand).
Hari itu saya cuti. Saya sengaja bangun agak siang, big breakfast, sedikit membaca-baca. Saya datang cepat ke city, makan siang sushi, lalu ke daerah Pyrmont (lokasi Google Australia) untuk mencari sebuah kafe dekat kantor Google. Saya belajar lagi selama 1-2 jam di sana.
Saya datang agak terlalu cepat dan sempat mengobrol sedikit dengan resepsionis dan bagian HR. Saya sign-in dan menanda-tangani perjanjian NDA / Non Disclosure Agreement untuk tidak membocorkan informasi apapun, di sebuah layar touch screen.
Setelah itu wawancara pun dimulai. Pe-wawancara pertama berasal dari Australia (kalau menilai dari logatnya), dan pe-wawancara kedua adalah orang Irlandia. Cukup sulit pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan.
Kebanyakan pertanyaannya bukan tentang hal-hal yang bisa dipelajari, tapi lebih ingin melihat seberapa kreatifnya saya. Untungnya saya datang dengan berbekal banyak persiapan. Saya rasa saya menjawab dengan cukup baik.
Bersambung.....
Sebagian wawancara dikutip melalui blog pribadi Andryo yang bisa dikunjuni di Andryo.com
No comments:
Post a Comment