Seusai menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan "Meneguhkan Kebhinnekaaan, Menyelamatkan Bangsa" dan peluncuran buku "Islam Rahmah Untuk Bangsa" karya Prof Dr Hamka Haq, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (25/2), Din mengaku malas menanggapi pernyataan Dipo Alam beberapa waktu lalu yang menyebut para tokoh yang diistilahkan Gagak Hitam.
"Saya tidak punya waktu meladeni itu. Saya anggap, hal itu sebagai upaya pengalihan opini dan tidak substanstif. Saya sikapi dengan senyum," kata Din.
Din kemudian malah menyesalkan sikap Dipo Alam yang tetap tidak bersedia meminta maaf terkait pernyataan boikot media. Dia menilai sikap Sekab itu sebagai bentuk arogansi kekuasaan. "Itu menunjukkan sikap arogansi kekuasaan. Menuduh orang congkak, justeru dirinya yang congkak," tegas Din.
Din meminta kepada Presiden SBY menegur Dipo Alam. Jangan sampai, orang-orang seperti itu (Dipo Alam), lanjut Din, masih terus dipakai di pemerintahan.
Ia kemudian mengamini, sikap yang ditunjukkan Dipo Alam, tentu diketahui Presiden SBY sebagai atasannya. "Semua yang terjadi di jajaran kabinet, harus ditanggung oleh atasannya. Kalau itu (sikap Dipo Alam) salah, ya harus ditegur. Jangan dipakai lagi orang-orang semacam itu. Kalau tidak ditegur, berarti SBY setuju akan terjadi otoritarian pers," ujar Din.
Di Dewan Pers kemarin, Dipo Alam membantah instruksi memboikot iklan. Ia pun tegas menyatakan tak akan meminta maaf dan siap meladeni rencana gugatan media terhadap dirinya.*
No comments:
Post a Comment