Wednesday, February 23, 2011

Pemuda PAS Desak OKI Kirim Pasukan Pemantau

Hidayatullah.com--Dewan Pemuda PAS Pusat (DPPP) bersama pemuda di Malaysia menyambut serta mendukung kebangkitan dan intifadhah rakyat Libya untuk menolak rezim diktator dan mendesak negara menjaga kebaikan pada rakyatnya.
“Kami kagum dan menyatakan hormat kami kepada keberanian rakyat Libya, kebanyakan dipimpin oleh anak muda, yang tidak takut kepada tank-tank, jet pejuang serta peluru militer,” tegas Ketua Hubungan Internasional DPPP, Dr Raja Ahmad al-Hiss dalam suatu pernyataan pers.
Sehubungan itu, DPPP menyampaikan takziah kepada keluarga yang telah kehilangan ahli keluarganya dalam mempertaruhkan nyawa untuk memperjuangkan kebebasan dan keadilan. Di mana sampai kini, dilaporkan lebih 200 rakyat Libya yang berkabung atas rezim Muammar Qadhafi.
DPPP turut mendesak pemerintah Malaysia menyatakan sikapnya atas insiden pembunuhan para pengunjuk rasa rakyat Libya oleh rejim Qadhafi.
Ahmad menambahkan, pihaknya juga menyerukan Organisasi Konperensi Islam (OKI) mengirimkan tentera pemantau untuk memastikan tidak ada lagi insiden pembunuhan serupa.
DPPP juga mendesak Muammar Qadhafi segera mundur dan kekuasaan secara aman perlu dilaksankan segera ke sebuah pemerintah transisi sehingga datang Pemilu yang bebas, juga mendesak militer Libya agar bersama dengan kebangkitan rakyat.
Pemuda PAS juga mendesak pemerintahan Malaysia perlu menggunakan saluran diplomatik untuk memberi tekanan kepada Muammar Qadhafi untuk berunding dengan golongan pro-demokrasi agar peralihan kekuasaan terjadi dengan aman ke pemerintah transisi sampai Pemilu.
“DPPP menyeru semua rakyat Malaysia untuk bersama untuk solidaritas kebangkitan umat Islam Libya,” ujarnya.
Organisasi ini juga mengatakan, pendekatan kekerasan yang digunakan oleh pihak rezim Qadhafi dalam menangani kelompok demonstran anti-pemerintah dikecam hebat oleh pemimpin lokal maupun luar negeri.


Amerika Serikat melalui Sekretaris Negaranya, Hillary Clinton telah meminta pihak rezim untuk menghentikan pertumpahan darah yang berlangsung sejak awal minggu lalu.
Namun, janji itu dibalas dengan serangan-serangan rudal dan bom oleh pesawat-pesawat tempur dan helikopter-helikopter rezim ke atas demonstran yang berkumpul di sekitar ibu kota Libya, Tripoli.
Insiden yang terjadi terhadap demonstran yang tidak bersenjata itu dilihat sebagai satu tindakan yang tidak manusiawi oleh rezim terhadap warga Libya.

Sebelum ini, diberitakan banyak tokoh penting Libya telah bergabung tindakan kelompok oposisi. Di antaranya adalah Menteri Keadilan, Mustapha Abdul Jalil dan Duta Libya ke Liga Arab, Abdel Moneim al-honi. Sementara itu, menyusul terjadinya kerusuhan, Duta Besar Libya di India, Ali al-Essawi dan Duta Besar Libya untuk Indonesia, Singapura dan Brunei Salaheddin M El Bishari telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya.* /N.Aminah–Ross


No comments:

Post a Comment