Sunday, July 11, 2010

Masya Allah..Aku malu Sholat di akhir waktu!!


Bismillah ..

Sangat miris rasanya melihat banyak orang yang suka sholat di akhir waktu dalam artian menunda-nunda waktu sholat . ckckkc ..Memang siapa yang bisa menjamin kita hidup 1 jam lagi, 10 menit , bahkan 1 detik lagi ..?!!, Dan bagaimana jadinya seandainya kita meninggal dunia dalam keadaan belum sholat?!, Naudzubillahimindzalik ..

Seperti secuil kisah yang ingin saya sampaikan berikut.




================================
Allahuakbaar ...Alllaaaaaahuakbar ....!!
Hayya ala sholaaaaaaah ...hayyaaa alaaa sholaaaah ....
Adzan pun bergema memecah suasana para karyawan yang masih asyik dengan keyboardnya, monitornya, bahkan..ssyuuuuuttt..!! juga yang masih asyik menggosip ...!$#%%$^(%(*^^(*&( grrr..

Hanya ada beberapa yang sudah mulai lekas berdiri ..berdiri untuk apa nih ?!, ooh berdiri benerin kemeja yang lecek ..GUBRAKK !!

Ya..jreng jreng jreng .. SHIDIQ..karyawan laki-laki yang satu ini memang sudah punya tabiat piket meneriaki para karyawan jika tiba waktu sholat . Walaupun umurnya terbilang masih dikateorikan brondong 19 TAHUN, tapi jiwa religius nya lebih sangat baik dibanding dengan para karyawan lain, dan satu lagi logat betawinya sangat kental di dirinya
***
Shidiq : Wooy ..sholat woy pada ..di pantengin aja tuh monitor..bisa ge'er tuh monitor di pantengin mulu

Karyawan satu : iya..iya ..nih juga uda dimatiin..

Shidiq : Jiiaah..monitor sih mank ude lo matiin ..tapi tu jari masih bahenol aja di keypad hp,
eh yang lain sholat dulu juga , udah jam 12 lebih, ntar ketinggalan jama'ah,

Karyawan dua : bentar ah, ini masih ada klien ..ntar aja jam 3
(karyawan dua ini memang naudzubilahnya buka main kalau disuruh sholat)

Karyawan tiga : hayo dik sholat ..

Karyawan empat dan lima : ayo ..ayo sholaat

Shidiq : yang begini nih baru jempol ...ya udah ayo buruan ke masjid, ntar keburu uda selese iqomat
***
Jm 15:00
Karyawan dua masih menetap di kursi, serasa ada lem yang nyangkut di kursinya.
Shidiq pun menatap karyawan dua sambil geleng-geleng kepala

Shidiq : ya ampun, naudzubillah dah lo masih nempel aje di kursi ..betah amatt ..udah sholat blum lo ?

Karyawan dua : emang sekrang jam berapa ?

Shidiq : buset dah ni orang ..jam 3 sore nyong ..

Karyawan dua : hah?!, (dengan muka tanpa dosa), astajim ..

Shidiq : parah lo ..kalimat istighfar lo bilang astajim ..1 ton lo dosanya

Karyawan dua : hehehe ..astajim

Karyawan 1, 3, 4, 5 : SAATUU TOON !!!!! (sambil berteriak ke telinga karyawan dua)

Shidiq : parah ni orang ..astaghfirullah ! dikit lagi ashar nyong ..5 menit lagi !!!

Karyawan dua : iya iya ..ni juga mau matiin "Yah** Mess***r" dulu ..

Shidiq : udah sini biar gw aja yang matiin, lo sholat gih

Karyawan dua : okeh bos (sambil nyisir rambut+benerin kemeja)

Shidiq : ini lagi masih sempet2 nya nyisir rambut ..udah ntar gw bawain minyak nyong2 deh rambut lo biar mengkilat sekalian ..

Karyawan dua pun bergegas ke masjid ..
***
GEDUBRAK !!!!

Sontak para karyawan lain pun termasuk Shidiq kaget sejadi-jadinya mendengar suara tersebut. Mereka pun langsung bergegas lari ke arah sumber suara . Benarlah, di kamar mandi mereka melihat karyawan dua yang tidak sadarkan diri dengan darah mengalir di pelipisnya .
"Astaghfirullahaladzim ....!!!!, kenapa bisa begini ??!", tanya Shidiq sambil sesekali matanya melirik ke arah temannya .Karyawan lain pun sibuk menelpon mobil ambulans.
Mobil ambulans datang, Akhirnya shidiq dan karyawan lain pun membopong karyawan dua tersebut ke mobil ambulans .
***
Sesampainya di Rumah Sakit
Karyawan dua dilarikan ke UGD dalam keadaan koma . Shidiq beserta karyawan lain hanya bisa berdo'a untuk kesembuhan karyawan dua .
***
Selama karyawan dua mengalami koma, ia mengalami hal yang sangat menakjubkan .
Tiba-tiba tubuhnya merasa terbangun dengan dorongan yang amat keras .

Dia bangun dalam keadaan kaget karena ada suara atau teriakan. Dia berkeringat. Lalu melihat-lihat di sekitarnya. Di sana sangat ramai. Setiap arah yang dia lihat terdapat banyak manusia. Diantaranya hanya berdiri melihat-lihat, diantaranya berlarian kekiri dan ke kanan dan di antaranya berlutut dengan memegang kepala menunggu. Dia sangat ketakutan setelah sadar di manakah sebenarnya dirinya.

Hatinya seolah-olah meledak. Ini adalah hari pembalasan. Di saat dia hidup, dia telah mendengar banyak tentang pertanyaan pada hari pembalasan. Tetapi hal itu terasa sangat lama. Apakah ini suatu khayalan belaka? Tidak, ini adalah penantian dan rasa takut yang teramat sangat dan belum pernah dia bayangkan sebelumnya. Tanda tanya itu masih terus terjadi. Dengan penuh ketakutan dia mulai bertanya dari satu orang ke orang lain tentang apakah dirinya sudah dipanggil? Tak ada seorang pun yang bisa menjawabnya.

Tiba-tiba namanya dipanggil dari dan kerumunan manusia itu membelah menjadi dua untuk memberikan jalan untuknya. Dua orang menarik lengannya dan membawanya ke depan. Dia berjalan ditengah-tengah kerumunan tanpa satu orang pun yang dikenalnya. Malaikat membawanya ketengah-tengah lalu meninggalkannya disana. Kepalanya menunduk dan seluruh kejadian dalam hidupnya terlihat di depan matanya seperti melihat sebuah film.
Dia membuka matanya, tetapi dia melihat dunia yang lain. Manusia yang saling tolong-menolong. Dia melihat ayahnya berpindah dari satu pengajian ke pengajian yang lain, menafkahkan seluruh kekayaanya untuk Islam. Ibunya mengundang tamu-tamu masuk ke rumah di saat meja-meja sedang ditata dan yang lainnya dibersihkan.

Dia membela diri, “Aku juga selalu di jalan ini. Aku telah membantu orang lain. Aku juga telah menyebarkan firman-firman Allah dan aku juga menegakkan shalat. Aku puasa di bulan Ramadhan. Apa pun yang telah Allah perintahkan kepada kita, telah aku laksanakan. Dan apa yang telah Allah larang untuk kita lakukan, aku juga tidak melakukan.” Dia mulai menagis dan berpikir tentang betapa dia sangat cinta kepada Allah Subhana wa Ta’Ala. Dia tahu, apa pun yang telah dia lakukan semasa hidup tidak akan ada manfaatnya jika Allah tidak meridhai, dan satu-satunya pelindung adalah Allah Subhana wa Ta’Ala.

Dia terus mengeluarkan keringat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dan terus bergoncang. Matanya terus melihat ke arah timbangan, menunggu keputusan akhir. Akhirnya , keputusan telah dibuat. Dua malaikat dengan lambaran-lembaran kertas di tangan mereka, menuju ke arah kerumunan orang. Kakinya seperti akan roboh. Dia menutup matanya tatkala mereka mulai membaca nama-nama orang yang masuk ke dalam nereka Jahannam.

Namanya terbaca pertama kali. Dia jatuh berlutut dan berteriak bahwa ini tidak mungkin, “Bagaimana bisa aku masuk Jahannam? Aku membantu manusia sepanjang hidupku, aku telah menyebarkan firman-firman Allah kepada yang lain.” Matanya menjadi kabur dan dia bergetar dengan penuh keringat. Dua malaikat mengambilnya dengan tangan. Ketika kakinya diseret, mereka mengelilingi kerumunan dan mengarah ke depan menuju nyala api Jahannam. Dia terus berteriak dan berharap semoga ada orang yang akan menolongnya.

Dia terus meneriakkan hal-hal baik yang telah dia kerjakan; bagaimana dia menolong ayahnya, puasanya, shalatnya, dan bacaan Al-Qur’annya. Dia bertanya kenapa tidak satu pun di antara mereka yang mau menolong. Malaikat Jahanam terus menyeretnya. Mereka telah dekat dengan Neraka. Dia melihat ke belakang dan inilah permohonan terakhirnya.

Bukankah Rasulullah SAW bersabda,

“Betapa sangat bersihnya orang yang mandi di sungai sehari lima kali, begitu juga bukankah orang yang melaksanakan shalat lima kali dalam sehari bisa membersihkan dosa-dosanya?”

Dia mulai berteriak,”Shalatku-shalatku?”

Dua malaikat itu tidak berhenti dan mereka telah sampai di tepi jurang Jahannam. Nyala dari apinya telah membakar mukanya. Dia melihat ke belakang untuk terkhir kalinya, tapi matanya telah kering dari harapan dan dia sudah tidak memiliki apa pun di belakang. Salah satu dari malaikat itu mendorongnya ke dalam Jahannam.

Dia mendapatkan dirinya di udara dan jatuh menuju kobaran api. Dia telah hampir jatuh sekitar lima atau enam kaki ketika tiba-tiba ada tangan menarik lengannya kembali ke atas. Dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang tua dengan jenggot putih. Dia menyeka debu yang ada pada dirinya lalu bertanya, ”Siapakah dirimu?”

Lelaki tua itu menjawab, “Akulah shalatmu.

” Kenapa kamu sangat terlambat! Aku hampir saja masuk ke dalam api! Kamu menyelamatkan aku di menit-menit terakhir sebelum aku jatuh.”

Lelaki tua itu tersenyum dan mengelengkan kepalanya.

”Kamu selalu melaksanakan aku pada menit-menit terakhir, apakah kamu lupa?”

Segera setelah itu, dia terjaga dari komanya yang selama ini membiusnya dalam 1 bulan. Tubuhnya berkeringat dan air matanya tumpah membanjiri pipinya. Dia mendengarkan suara yang datang dari luar. Dia mendengar adzan untuk shalat Maghrib’. Dia segera berdiri dan sekuat tenaga mengambil air wudhu.


===============================================
Kisah diatas hanyalah kisah fiktif yang terinspirasi dari kisah nyata .
Semoga kisah diatas dapat memberi manfaat dan hikmah kepada teman-teman sekalian .


===============================================
Copas by ARtikeL, reNungaN, kisaH mOtifasi

 Dengan meng-klik 1 iklan dibawah, kamu udah jadi donatur bagi kami.

No comments:

Post a Comment